Kesuksesan NVIDIA dalam industri teknologi ternyata tidak terlepas dari sejumlah tantangan besar. Setelah sebelumnya menghadapi tekanan dari pemerintah Amerika Serikat terkait dugaan monopoli, kini perusahaan raksasa ini juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah Tiongkok.
Kondisi ini menunjukkan bahwa NVIDIA tampaknya ikut terseret dalam perang dagang yang semakin memanas antara AS dan Tiongkok. Sebagai salah satu pelopor kartu grafis berbasis kecerdasan buatan (AI), NVIDIA kini menghadapi perlakuan yang serupa dari dua negara besar tersebut.
Apa yang Jadi Permasalahan di Tiongkok?
Belum selesai dengan masalah hukum yang melibatkan Departemen Kehakiman AS, NVIDIA kini menghadapi penyelidikan baru di Tiongkok terkait dugaan monopoli perdagangan chip. Menurut laporan dari media lokal Tiongkok (via Wccftech), pemerintah setempat saat ini sedang menyelidiki apakah NVIDIA benar-benar melakukan praktik monopoli di pasar chip.
Akar permasalahan ini bermula dari akuisisi NVIDIA terhadap perusahaan chip asal Israel, Mellanox Technologies, pada tahun 2020. Akuisisi ini awalnya disetujui oleh pemerintah Tiongkok dengan syarat bahwa langkah tersebut tidak akan merugikan perusahaan dalam negeri yang bergerak di sektor serupa.
Syarat Ketat dari Pemerintah Tiongkok
Sebagai bagian dari kesepakatan, NVIDIA diwajibkan mematuhi beberapa persyaratan, antara lain:
- Memberitahukan 90 hari lebih awal kepada kompetitor di Tiongkok sebelum meluncurkan produk baru mereka.
- Produk yang akan diluncurkan harus kompatibel dengan pasar chip dalam negeri.
Namun, ketidakpuasan pemerintah Tiongkok terhadap NVIDIA memicu penyelidikan lebih lanjut, terutama terkait apakah perusahaan ini mematuhi perjanjian yang telah disepakati atau justru merugikan pasar lokal.
Tekanan dari Amerika Serikat
Masalah yang dihadapi NVIDIA di Tiongkok ini bukan satu-satunya tantangan yang mereka hadapi. Sebelumnya, pemerintah AS juga telah menetapkan sejumlah larangan terhadap NVIDIA, termasuk pembatasan penjualan kartu grafis canggih mereka ke pasar Tiongkok. Hal ini dilakukan untuk membatasi akses Tiongkok terhadap teknologi AI yang dapat meningkatkan kemampuan komputasi mereka.
Dua Tekanan, Satu Perusahaan
Dengan tekanan yang datang dari dua arah, baik dari barat maupun timur, situasi NVIDIA menjadi semakin menarik untuk diikuti. Penyelesaian polemik ini akan menjadi sorotan, terutama mengingat bagaimana pemerintah AS dan Tiongkok bersikeras mempertahankan kepentingan masing-masing di tengah perang dagang yang memanas.
Bagaimana akhir dari permasalahan ini? Pastinya, langkah NVIDIA berikutnya akan menjadi kunci dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan ini. Apa pendapatmu tentang polemik ini?